Clover Leaf

No tracks found into library

CLOVER LEAF Si Daun Semanggi yang Terlupakan Cloverleaf Trio 1968: - Eugène den Hoed (lead guitar) ex-The Sparks - Jack Verburgt † (bass) ex-The Sparks - Roy Stubbs (drums) ex-The Halcon; to Reborn Cloverleaf 1968-1972: - Achmad Albar (vocals) ex-Take Five, God Bless in 1972 (Jakarta) - Eugène den Hoed (solo guitar) in 1971 on the Road - Ludwig (Loetje) Leemans (solo guitar) 1971 to 1972, ex-Road in 1972 for God Bless (Jakarta) - Verburgt † Jacques (bass) - Adrie For Heijen (drums) ex-Take Five - Marcel Lahaye (organ) ex-Lotus Land (Tilburg) Singles: - 1969 Time Will Show / Girl Where Are You Going (Polydor S 1323) - 1969 Grey Clouds / Love Really Changed Me (Polydor S 1333) - 1970 What Kind Of Man / Time Of Troubles (Polydor 2050 028) - 1970 Don't Spoil My Day / Sweeter Better (Polydor 2050 045) (UK: Decca F 23101) - 1971 Oh What A Day / Such A Good Place (Polydor 2050 086) - 1971 Tell The World / Come Home (Imperial 5C 006-24431) - 1972 Makin' Believe / Mister Lonesome (Imperial 5C 006-24493) - 1972 Mister Lonesome / We Love Each Other (= Makin'Believe) (Imperial 5C 006-24606) - 1973 Woman / If You Meet Her (Imperial 5C 006-24695) Nama Godbless maupun Gong 2000 tentunya tak asing lagi bagi kita. Sosok vokalisnya yang berkulit putih dan berambut kribo juga sudah sangat kita kenal. Demikian pula lagu-lagu hits yang pernah ia lantunkan, seperti 'Panggung Sandiwara', 'Kehidupan', 'Rumah Kita', 'Semut Hitam', 'Bis Kota', 'Syair Kehidupan'. Namun, jarang yang tahu bahwa jauh sebelum lagu-lagu tersebut di atas, si kribo bernama Achmad Albar yang akrab dipanggil Iyek ini sudah mencicipi rasanya mencetak hits di Eropa dan menjadi superstar internasional. Take Five (1966-1967) Sekitar 1966 di Markt, Holland, berdiri sebuah band beraliran rythm and blues bernama Take Five. Band ini dibentuk dari hasil kongkow-kongkow Wil Butters (Willy Malakusea) yang juga dikenal dengan panggilan 'de butter', Ruud Wenzel, dan Rob Joling dari band Clover 5. Ketiga orang ini lalu mengajak drumer Adrie Voorheijen (mantan Les Richards) dan gitaris Ruud Koeasi dari band The Rockin' Teens yang berasal dari Breda untuk ikut bergabung. Tak lama setelah resmi terbentuk, Take Five segera menarik agensi 'Roulette' yang diasuh oleh Jacq van Loon dan Adrie Voeheijen untuk mengurus promosi mereka. Dalam waktu singkat, Take Five pun mendapat tempat manggung di berbagai tempat. Sayang, di saat band ini mulai berkembang, penyanyi utama mereka, Willy 'de butter' Malakusea, mengundurkan diri untuk masuk ke band lain, Windfall. Tapi, kekosongan ini tak berlangsung lama, karena Take Five berhasil mendapatkan seorang penyanyi muda berambut kribo dari Indonesia bernama Achmad Albar. Dengan formasi baru ini, Take Five menjadi semakin solid sehingga dengan mudah mereka berhasil bersaing dengan band-band Belanda lainnya. Tak hanya itu, mereka pun mendapat tempat manggung rutin di Bar Dancing DE AAP di Markt. Selain karena musik mereka yang "nge-beat", Take Five juga banyak terbantu oleh sosok Achmad Albar, yang selain pernah memenangkan Talenten Yacht Grand Gala (semacam kontes bakat untuk anak-anak muda) di TV Holland, ternyata juga pernah menjadi penyanyi tamu untuk band The Tee Set dan mendapat pujian dari penyanyi utama band tersebut, Peter Tettero. Tahun 1967 Take Five membubarkan diri. Rob Joling pindah ke band Fanny Hill, Ruud Koeasi bergabung dengan The Hilltops, sedangkan Achmad Albar dan Adrie Voorheijen kelak mencapai kesuksesan di seluruh negeri dengan band barunya, Clover Leaf. Clover Leaf (1968-1972) Pada akhir 60-an, terbentuk sebuah band bernama Clover Leaf yang terdiri dari gitaris Eugene den Hoed, basis Jack Verburgt (keduanya mantan personel The Sparks), dan drumer Roy Stubbs (mantan personel 19th Dimension). Awalnya mereka adalah grup trio yang sering membawakan lagu-lagu Jimi Hendrix dan Cream di atas panggung. Tahun 1968, trio ini menggabungkan diri dengan band Reborn dari Rosendaal. Setelah satu bulan lebih, Reborn memutuskan untuk memisahkan diri dan mulai lagi dari awal, namun hanya drumer Roy Stubbs yang ikut bersama mereka. Eugene den Hoed dan Jack Verburgt lalu bertemu dengan Achmad Albar dan drumer Adrie Voorheijen dari band asal Rosendaal yang lain, Take Five. Terkesan dengan suara dan penampilan Albar, Eugene dan Jack langsung mengajak mereka bergabung. Keputusan ini tidak salah, karena dalam waktu singkat formasi baru Clover Leaf ini segera membangun citra yang bagus. Apalagi Achmad Albar dengan rambut kribonya yang khas dan vokalnya yang luar biasa, memiliki semua syarat untuk menjadi seorang pop star. Untuk memperkuat musik mereka, manajer Jacq van Loon juga memasukkan pemain organ asal Tilburg, Marcel Lahaye, sementara Jack de Nijs mengurus kontrak Clover Leaf dengan Polydor. Tahun 1969, single pertama mereka 'Time Will Show/Girl Where Are You Going To' dirilis dibawah label Polydor dan mendapat sambutan cukup baik. Melihat sambutan ini, tanpa menunggu lama, Clover Leaf segera merilis single kedua mereka, 'Grey Clouds/Love Really Changed Me'. Secara musikal, single-single awal Clover Leaf ini masih terpengaruh oleh gaya bermusik The Cats, Engelbert Humperdinck, maupun Bee Gees, terutama lagu 'Time Will Show'. Walau begitu, mereka mengambil langkah yang cukup berani, yaitu memasukkan unsur psychedelic dalam lagu 'Girl Where Are You Going To'. Saat mixing akhir, Clover Leaf juga menambahkan instrumen gesek/strings, bunyi-bunyian dari logam, dan sedikit koor untuk memperindah lagu-lagu mereka. Hasilnya terbukti sukses dan mendongkrak nama mereka sebagai band baru yang menjanjikan. Tahun 1970 mereka merilis top 40 hits yang lain, 'What Kind of Man/Time of Troubles'. Ada sedikit perubahan warna pada single mereka kali ini, terutama pada lagu di sisi B mereka, 'Time of Troubles', yang bercorak rock dan menonjolkan distorsi gitar dari Eugene den Hoed. Walaupun musik mereka bisa digolongkan sebagai pop biasa, namun saat manggung, Clover Leaf biasa bermain sedikit lebih keras. Apalagi dengan tiga single hits di tangan, mereka sering tampil di berbagai panggung dan bisa disetarakan dengan band-band Belanda lain asuhan Jack de Nijs. Pada tahun-tahun itu, banyak band bagus yang berasal dari Belanda selatan yang sering tampil dalam Mr Albert Show, Dari Mr Albert Show inilah, nama Clover Leaf mulai menjadi perhatian. Namun, saat itu Achmad Albar masih belum menyadari bahwa jarak mereka menuju puncak ketenaran hanya tinggal sejengkal lagi... 'Don't Spoil My Day' Masih di tahun 1970, Clover Leaf merilis single 'Don't Spoil My Day/Sweeter Better'. Tak disangka, lagu ini meroket ke top ten dan berhasil melambungkan nama Clover Leaf di Eropa. Hasilnya, perusahaan rekaman Decca (label yang juga merilis rekaman The Rolling Stones) merilis single ini di Inggris (Decca F 23101). 'Don't Spoil My Day' pun menjadi karya terbesar Clover Leaf yang membawa band ini ke puncak kariernya. Lagu ini memang memiliki seluruh syarat untuk menjadi sebuah hit besar: aransemen yang matang, ditambah bunyi-bunyian dari brass section yang meriah, dan dinyanyikan dengan sangat indah oleh Achmad Albar. Sementara di sisi B, 'Sweeter Better' yang bercorak rock and roll kembali menunjukkan sisi keras Clover Leaf setelah 'Time of Troubles' dari single sebelumnya. Sukses single 'Don't Spoil My Day' membuat Clover Leaf melakukan tur ke beberapa negara tetangga: Belgia, Luxemburg, Jerman Barat (waktu itu), Austria, dan lain-lain. Read more on Last.fm. User-contributed text is available under the Creative Commons By-SA License; additional terms may apply.